Minggu, 23 Desember 2012

laporan biologi perikanan

by : Gita Paramadina P
Perikanan / UNDIP


PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Biologi Perikanan adalah studi mengenai ikan sebagai sumberdaya yang dapat dipanen oleh manusia. Kadang pengertian istilah Biologi ikan ditujukan kepada pengertian fisiologi, reproduksi, pertumbuhan, kebiasaan makanan, tingkah laku, dan sebagainya. Usaha mengembangkan dan memajukan perikanan, pengetahuan mengenai habitat, penyebaran dan aspek biologi dari ikan menjadi dasar utama dalam usaha ini, dimana kematangan gonad sangat berhubungan dengan pemijahan. Tak terkecuali dengan fekunditas yang juga memegang peranan penting dalam penentuan kelangsungan populasi dan dinamika kehidupan. Hubungan panjang berat akan bermanfaat dalam menentukan nilai faktor kondisi dan sifat pertumbuhan ikan (Effendie, 1997).
Atas dasar tersebut praktikum biologi perikanan dilaksanakan dengan komposisi materi meliputi analisa morfometri, analisa pola kebiasaan makanan ikan (food habits), tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, nilai fekunditas, analisa hubungan panjang berat, dan faktor kondisi. Ikan yang digunakan adalah ikan tiga waja (Otolithoides microdom) (Effendie, 1997).
Dengan melaksanakan praktikum Biologi Perikanan ini diharapkan kita dapat lebih memahami dan mengerti segala kegiatan yang dilakukan selama praktikum berlangsung dan dapat memahami hasil yang diperoleh dalam praktikum ini sehigga kita dapat lebih mendalami mata kuliah Biologi Perikanan (Effendie, 1997).
1.2.  Manfaat
Manfaat dari praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapat untuk dikembangkan lagi dalam perkulihan serta dapat bermanfaat bagi dunia perikanan.
1.3.  Tujuan
Tujuan dari praktikum biologi perikanan ini adalah :
  1. Mengetahui bentuk  luar tubuh ikan  (Analisa morfometri).
  2. Mengetahui kebiasaan makanan (Food habits).
  3. Mengetahui Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ikan.
  4. Mengatahui Indeks Kematangan Gonad (IKG) ikan.
  5. Mengatahui nilai fekunditas ikan.
  6. Unmtuk melihat dan menganalisa hubungan panjang dan berat ikan.
1.4.  Waktu dan Tempat

Praktikum Biologi Perikanan ini dilaksanakan pada tanggal 26 November 2012 di Laboratorium Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro.

BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.       Analisa Morfometri

Tingkah laku dan kebiasaan hidup dalam suatu habitat akan berpengaruh pada bentuk tubuh ikan. Habitat suatu ikan akan mempengaruhi bentuk tubuh dan macam-macam alat tubuh yang berkembang. Sedangkan cara gerak dan tingkah laku tiap spesies ikan akan berbeda tiap habitat (Effendie 1997).
Bentuk tubuh ikan digunakan untuk mengetahui cara hidup ikan tersebut. Bentuk tubuh ikan masing-masing menurut Rahardjo (1980) adalah, sebagai berikut:
  1. Bentuk pipih, terdiri dari dua pipih yaitu pipih lateral, dimana ikan ini dalam keadaan biasa berenang dengan lambat tetapi bila datang bahaya atau hal lain mampu berenang dengan cepat dan pipih dorsaventral, bentuk ikan ini sangat dekat dengan ikan yang hidup di dasar perairan.
  2. Bentuk torpedo, bentuk tubuhnya ramping dengan potongan melintang, badan    berbentuk elips.
  3.  Bentuk tubuh memanjang.
  4.  Bentuk paruh.
  5.  Bentuk tubuh membulat.
  6.  Bentuk tubuh pita.
  7. Bentuk kombinasi
Ikan memiliki bentuk dan ukuran tertentu dan berbeda antara ikan yang satu dengan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa ada spesifikasi tertentu pada karakteristik, bentuk dan ukuran tubuh ikan di alam. Analisa morfometri merupakan suatu analisis atau pengamatan terhadap morfologi ikan tersebut (Effendie, 1997). Menurut Rifai (1983), morfologi adalah ciri-ciri luar tubuh ikan yang terlihat dan harus diamati yang meliputi: bentuk tubuh, warna, bentuk operculum, mengukur antar bagian tubuh ikan.
2.2.       Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Dalam Biologi Perikanan, pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang tidak. Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan didapatkan keterangan bilamana ikan itu akan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali gonadnya menjadi masak, ada hubungannya dengan pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Ukuran dan umur ikan menjadi tanda masak gonad, apakah ikan sudah dewasa atau belum, memijah atau belum, kapan masa pemijahannya, berapa lama saat pemijahannya, berapa kali pemijahannya dalam satu tahun, dan sebagainya. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh dan pada ikan jantan sebesar 5-10% (Effendie, 1997).
Dalam penentuan tingkat kematangan gonad ikan ada dua cara. Pertama adalah secara morfologi yaitu penentuan yang dilakukan di lapangan atau di laboratorium berdasarkan bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat dilihat. Perkembangan gonad ikan betina lebih banyak diperhatikan daripada ikan jantan karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat daripada sperma yang terdapat dalam testis. Kedua adalah secara histologis yaitu penentuan yang dilakukan di laboratorium berdasarkan kepada penelitian mikroskopik. Dari penelitian ini akan diketahui anatomi perkembangan gonad yang lebih jelas dan mendetail (Effendie, 1997).
Menurut Effendie (1997), garis besar penentuan tahap kematangan gonad adalah sebagai berikut :
  1. Apabila ikan itu mempunyai seksual demorpisme yang jelas membedakan antara jantan dan betina, untuk kemudian diteliti lebih lanjut masing-masing tingkat kematangannya.
  2. Apabila ikan tidak mempunyai seksual demorpisme dan tidak mempunyai sifat seksual sekunder yang jelas, maka untuk melihat jenis kelaminnya dengan jalan melihat gonad melalui pembedahan.
  3. Baik untuk ikan jantan maupun ikan betina, ambilah gonadnya dan pisahkan menurut kelaminnya. Gonad ikan jantan dikelompokkan sendiri  demikian pula gonad ikan betina, namun data lainnya dari masing-masing gonad tersebut jangan sampai hilang atau tercampur sehingga menyusahkan analisa selanjutnya.
  4. Gonad ikan dikelompokkan kedalam beberapa kelompok mulai dari yang terendah sampai tertinggi. Pembagian kelompok ini sebaiknya hanya beberapa saja dimana untuk membedakan satu kelompok dengan kelompok lainnya yang terdekat harus jelas perbedaannya.
Menurut Effendie (1979), beberapa tanda yang dapat dijadikan pembeda dalam penentuan kelompok Tingkat Kematangan Gonad, diantaranya ialah :
  • Untuk ikan betina  :
  1. Bentuk ovarium
  2. Besar kecilnya ovaium
  3. Pengisian ovarium dalam rongga perut
  4. Warna ovarium
  5. Halus tidaknya ovarium
  6. Ukuran telur dalam ovarium secara umum
  7. Kejelasan bentuk dan warna telur dengan bagian-bagian lainnya
  8. Ukuran (garis tengah) telur
  9. Warna telur
  • Untuk ikan jantan  :
  1. Bentuk testis
  2. Besar kecilnya testis
  3. Pengisian testis dalm rongga tubuh
  4. Warna testis
  5. Keluar tidaknya testis dari tubuh ikan (sebelum ikan dibedah/dalam keadaan segar).
Tingkat kematangan gonad ikan menurut Kesteven (Bagenal dan Braum, 1968) :
  1. Dara
Organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung. Testis dan ovarium transparan, tidak berwarna sampai abu-abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa.
  1. Dara berkembang
Testis dan ovarium jernih, abu-abu-merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telur satu persatu dapat terlihat dengan kaca pembesar.
  1. Perkembangan I
Testis dan ovarium bentuknya bulat telur, kemerah-merahan dengan pembuluh darah kapiler. Mengisi kira-kira setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat terlihat oleh mata seperti serbuk putih.
  1. Perkembangan II
Testis putih kemerah-merahan. Tidak ada pati jantan atau sperma kalau bagian perut ditekan. Ovarium berwarna oranye kemerah-merahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur. Ovarium mengisi kira-kira 2/3 ruang bawah.
  1. Bunting
Organ seksual mengisi ruang bawah. Testis warnanya putih. Telur bentuknya bulat , beberapa daripadanya jernih dan masak.
  1. Mijah
Telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan. Kebanyakan telurnya berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat telur tinggal dalam ovarium.
  1. Mijah/salin
Belum kosong sama sekali. Tidak ada telur yang bentuknya bulat telur.
  1. Salin/spent
Testis dan ovarium kosang dan berwarna merah. Beberapa telur dalam kedaan sedang dihisap kembali.
  1. Pulih salin
Testis dan ovarium jernih, abu-abu-merah.
Tingkat kematangan gonad ikan menurut Nikosky (Bagenal dan Braum, 1968) :
  1. Tidak masak
Individu muda belum berhasrat dalam reproduksi: gonad sangat kecil.
  1. Tahap istirahat
Produk seksual belum mulai berkembang; gonad kecil ukurannya; telur belum dapat dibedakan oleh mata biasa.
  1. Pemasakan
Telur-telur dapat dibedakan oleh mata biasa ; pertambahan berat gonad dengan cepat sedang berjalan ; testis berubah dari transparan ke warna muda pias.
  1. Masak
Produk seksual masak ; gonad mencapai berat yang maksimum, tetapi produk seksual tersebut belum keluar bila perutnya ditekan.
  1. Reproduksi
Produk seksual keluar bila perut ditekan perlahan ; berat gonad turun menjadi cepat dari awal pemijahan sampai selesai
  1. Kondisi salin
Produk seksual telah dikeluarkan ; lubang pelepasan kemerah-merahahan; gonad seperti kantung kempis, ovari biasanya berisi beberapa telur sisa, dan testis berisi sperma sisa.
  1. Tahap istirahat
Produk seksual sudah dilepaskan, lubang pelepasan tidak kemerah-merahan lagi, gonad bentuknya kecil, telur belum dapat dibedakan oleh mata biasa.
2.3.       Indeks Kematangan Gonad (IKG)
Selama proses reproduksi, sebelum pemijahan terjadi sebagian besar hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Gonad akan bertambah berat seiring dengan makin besar ukuran tubuhnya, termasuk pada garis tengah telurnya. Gonad mencapai berat dan ukuran maksimum sesaat sebelum ikan itu memijah, kemudian turun dengan cepat selama pemijahan berlangsung sampai proses selesai (Effendie, 1979).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar